Harga Pala, Dan Rempah-rempah lainnya
AMBON, KOMPAS – Harga jual pala, bunga pala, dan cengkeh di Maluku terus menurun selama tiga pekan terakhir. Penurunan harga diduga dipicu berkurangnya pembeli dari sejumlah negara di Eropa sebagai imbas krisis ekonomi yang terjadi di kawasan tersebut.
Samuel, pemilik UD Sama Rasa, perusahaan yang bergerak di bidang jual beli hasil bumi di Ambon, Maluku, Jumat (18/11), mengatakan, harga pala dan bunga pala terus merosot sejak tiga pekan lalu. Pala, misalnya, yang sebelumnya Rp 135.000 per kilogram (kg), kini hanya dihargai Rp 120.000 per kg. Begitu pula harga bunga pala (fuli) yang sebelumnya mencapai Rp 225.000 per kg, sekarang turun menjadi sekitar Rp 170.000 per kg.
Penurunan harga pala dan bunga pala itu diduga dipicu berkurangnya pembeli dari sejumlah negara di Eropa sebagai imbas krisis ekonomi yang terjadi di kawasan tersebut. Pala dan bunga pala yang dihasilkan di sejumlah daerah di Maluku kebanyakan diekspor ke negara-negara di Eropa melalui Surabaya.
Selain pala, harga cengkeh pun terkena imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Harga cengkeh yang sebelumnya bisa mencapai Rp 160.000 per kg turun menjadi Rp 120.000 per kg. Penurunan harga pun terjadi sejak sekitar dua pekan lalu.
Salah seorang petani cengkeh dan pala di Negeri (Desa) Morella, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Yasin Sianala, mengatakan, kecenderungan harga yang terus menurun membuatnya segera menjual pala dan bunga pala yang sudah dipanennya. Tiga hari lalu, dia menjual 500 kg pala dan 27 kg bunga pala.
”Meski harga turun, tetapi petani masih mendapat keuntungan, sebab harga masih di atas Rp 100.000 per kg. Yang kami khawatirkan kalau krisis di Eropa terus berlanjut, harga pala serta cengkeh pun turun lagi sehingga merugikan petani,” katanya.
Masa panen pala biasanya dimulai bulan Maret. Panen cengkeh biasanya dimulai setiap Mei. Petani baru merasa sangat terpukul jika harga ketiga komoditas tersebut mulai berada di bawah Rp 100.000 per kg.
Penurunan harga yang terjadi sekarang ini, Yasin menambahkan, belum terlalu berpengaruh terhadap petani karena sebagian besar pala dan cengkeh sudah selesai dipanen. Terlebih harganya pun masih di atas standar.
Komoditas utama
Pala dan cengkeh merupakan dua komoditas utama yang dihasilkan dari Maluku. Harga jual yang terus membaik sejak beberapa tahun terakhir membuat petani bergeliat menanam pala dan cengkeh, yang berimbas pada terus meningkatnya produksi, meluasnya lahan yang ditanami pala dan cengkeh, dan bertambahnya orang yang menjadi petani pala dan cengkeh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Maluku, produksi cengkeh pada tahun 2009 sebanyak 11.185 ton dari luas lahan seluas 36.353 hektar atau meningkat dibandingkan dengan 2006 yang hanya 7.192 ton dari luas areal 35.175 hektar. Adapun produksi pala tahun 2009 sebanyak 5.731 ton dari luas lahan pala seluas 11.387 hektar atau meningkat dibandingkan dengan produksi tahun 2006 sebanyak 2.098 ton dari lahan seluas 9.948 hektar.
Jumlah petani cengkeh juga meningkat dari sebanyak 44.240 orang pada tahun 2006 menjadi 44.944 orang pada 2009, sedangkan jumlah petani pala meningkat dari 16.736 orang pada tahun 2006 menjadi 17.173 orang pada 2009. (APA)
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/11/19/05263453/harga.pala.bunga.pala.dan.cengkeh.anjlok
>> Minyak Pala